Ibu telah mengandungmu di dalam perutnya selama 9bulan, seolah-olah 9tahun...
Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya...
Dia telah menyusuimu dari putingnya, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu...
Dia cuci kotoranmu dengan tangan kirinya, dia lebih utamakan dirimu dari padadirinya serta makanannya...
Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu...
Dia telah memberikanmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau
mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali
kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang
mengobatimu...
Seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan suaranya yang paling keras...
Betapa banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlak yang tidak baik...
Dia selalu mendo’akanmu dengan taufik, baik secara sembunyi maupun terang-terangan...
Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat dia sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang yang tidak berharga di sisimu...
Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar...
Engkau puas minum dalam keadaan dia kehausan...
Engkau mendahulukan berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada ibumu...
Engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia perbuat...
Berat rasanya atasmu memeliharanya padahal itu adalah urusan yang mudah...
Engkau kira ibumu ada di sisimu umurnya panjang padahal umurnya pendek...
Engkau tinggalkan padahal dia tidak punya penolong selainmu..
Padahal Allah telah melarangmu berkata ‘ah’ dan Allah telah mencelamu dengan celaan yang lembut...
Engkau akan disiksa di dunia dengan durhakanya anak-anakmu kepadamu...
Allah akan membalas di akhirat dengan dijauhkan dari Allah Rabbul ‘aalamin...
(Imam Adz-Dzahabi dalam Al-Kabaair)
****
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya
dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga
puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat
puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri
ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku
dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah
kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Al-Ahqaaf : 15)
****
Ada 3 do’a yang dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tidak
diragukan tentang do’a ini: (1) do’a kedua orang tua terhadap anaknya,
(2) do’a musafir-orang yang sedang dalam perjalanan-, (3) do’a orang
yang dizhalimin.” (HR.Bukhari)
Jika seorang ibu meridhai anaknya, dan do’anya mengiringi setiap langkah
anaknya, niscaya rahmat, taufik dan pertolongan Allah akan senantiasa
menyertainya. Sebaliknya, jika hati seorang ibu terluka, lalu ia mengadu
kepada Allah, mengutuk anaknya. Cepat atau lambat, si anak pasti akan
terkena do’a ibunya.
Sahabatku…jangan sampai terucap dari lisan ibumu do’a melainkan kebaikan
dan keridhaan untukmu. Karena Allah mendengarkan do’a seorang ibu dan
mengabulkannya. Dan dekatkanlah diri kita pada sang ibu, berbaktilah,
selagi masih ada waktu…