Orang tua dengan banyak aktivitas cenderung lebih banyak memiliki daerah abu-abu, komponen utama dari sistem saraf pusat di otak mereka ketimbang mereka yang kurang aktif. Rutin bergerak di sekitar rumah, berjalan santai, berlari, ibarat mengawetkan struktur otak, bahkan untuk individu dengan gejala ringan dan berat penurunan mental. kata penulis studi James T. Becker, profesor psikiatri di University of Pittsburgh School of Medicine.
Para peneliti menganalisa data dari sebuah studi kesehatan jantung jangka panjang dari 876 orang berusia 65 tahun dan lebih tua, para responden menjalani penilaian kognitif, volumetrik pencitraan otak, dan menjawab kuensioner tentang kegiatan mereka sehari-hari dan peneliti juga mengukur volume daerah abu-abu ke responden.
Setelah memperhitungkan paktor lain yang dapat mempengaruhi volume otak, termasuk ukuran kepala, usia, jenis kelamin, daerah putih di otak, kerusakan kognitif ringan dan status Alzheimer, para peneliti menemukan bahwa pembakaran kalori yang lebih tinggi dan dikaitkan dengan volume daerah abu-abu yang lebih besar di otak responden, menurut hasil Journal of Alzheimer.
Dengan kata lain, banyak aktif di hari tua bisa membuat seseorang tidak gampang/cepet pikun, tetep bisa berpikir tajam dan rasional.
Pengeluaran energi dikaitkan dengan pelepasan substansi yang dikenal sebagai faktor neurotropik otak atau brain-devired neurotrophik faktor (BDNF), yang mempromosikan pertumbuhan dan diferensiasi neuron baru di otak kata Becker.
Volume daerah abu-abu di otak biasanya menyusut seiring dengan usia. tetapi, penelitian ini telah menunjukan, bahwa bergerak dan membakar kalori terkait dengan peningkatan BDNF yang dapat membantu jumlah daerah abu-abu di otak tetap awet muda.
Dari data menunjukan, tidak peduli apa aktivitasnya, selama kita banyak membakar kalori, maka itu akan berpengaruh, akan tetepi lebih aktif dalam lingkungan sosial mungkin lebih efektif ketimbang kalo hanya berjalan di treadmill saja.
Leandro Fornias Machado de Rezende dari departemen kedokteran di University of Sao Paulo School of Medicine di Brazil, yang bukan dari bagian penelitian menanggapi "walau begit, aktifitas fisik adalah multidimensi, tidak hanya pengeluaran kalori saja tapi yang perlu diperhatikan juga aktivitas sosial, mental, dan kegiatan emosional yang terlibat, dalam hal ini pencegahan penyakit Alzheimer melalui aktivitas fisik harus kita pahami dalam dalam pandangan yang lebih luas".
Dengan kata lain, banyak aktif di hari tua bisa membuat seseorang tidak gampang/cepet pikun, tetep bisa berpikir tajam dan rasional.
Pengeluaran energi dikaitkan dengan pelepasan substansi yang dikenal sebagai faktor neurotropik otak atau brain-devired neurotrophik faktor (BDNF), yang mempromosikan pertumbuhan dan diferensiasi neuron baru di otak kata Becker.
Volume daerah abu-abu di otak biasanya menyusut seiring dengan usia. tetapi, penelitian ini telah menunjukan, bahwa bergerak dan membakar kalori terkait dengan peningkatan BDNF yang dapat membantu jumlah daerah abu-abu di otak tetap awet muda.
Dari data menunjukan, tidak peduli apa aktivitasnya, selama kita banyak membakar kalori, maka itu akan berpengaruh, akan tetepi lebih aktif dalam lingkungan sosial mungkin lebih efektif ketimbang kalo hanya berjalan di treadmill saja.
Leandro Fornias Machado de Rezende dari departemen kedokteran di University of Sao Paulo School of Medicine di Brazil, yang bukan dari bagian penelitian menanggapi "walau begit, aktifitas fisik adalah multidimensi, tidak hanya pengeluaran kalori saja tapi yang perlu diperhatikan juga aktivitas sosial, mental, dan kegiatan emosional yang terlibat, dalam hal ini pencegahan penyakit Alzheimer melalui aktivitas fisik harus kita pahami dalam dalam pandangan yang lebih luas".