Final Piala Bhayangkara 2016: Persib VS Arema

On 8:38:00 PM with No comments


Pemain Persib Bandung menggunakan jersey tandang, putih-putih, dalam pertandingan final Piala Bhayangkara di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan Jakarta Minggu (3/4/2016) malam.
Arema Cronus menggunakan jersey kandang, biru-biru.
Skuad Maung Bandung harus memakai kostum putih-putih dan Arema biru-buru karena hasil undian Maung Bandung dinyatakan sebagai tim tamu dan Arema Cronus sebagai tuan rumah.
"Arema tuan rumah, Persib tim tamu. Ini konsekuensinya, biasanya Persib biru-biru, jadi putih, Arema yang biru," jelas Direktur PT Gelora Trisula Semesta, Joko Driyono, dikutip situs resmi Persib.

Stadion Utama GBK dipastikan membiru karena kedua tim identik dengan warna tersebut. Baik Persib maupun Arema memiliki jersey kandang biru dan jersye tandang warna putih.

Perkiraan Susunan Pemain
Arema: Kurnia Meiga; Ryuji Utomo, Goran Ganchev, Hamka (C), Alfarizie; Maitimo, Hendro Siswanto; Srdan Lopicic, E Vizcarra, Dendi Santoso; Gonzales.
Persib Bandung
: I Made Wirawan (gk); R Yanto Basna, Vladimir Vujovic, Purwaka Yudi, Tony Sucipto; Taufiq, Hariono; Kim Jeffrey, Atep (c), Samsul Arif; Juan Belencoso

Arema Cronus dan Persib Bandung mengalami perubahan besar pada 2016 ini. Sejumlah pemain didatangkan untuk menerjemahkan filosofi permainan yang diusung pelatih asing yang dikontrak dua tim tersebut. Hasilnya ditunjukkan kedua tim dengan menginjak final Piala Bhayangkara 2016 yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (3/4/2016).

Di tangan Dejan Antonic, Persib menunjukkan ketajamannya, juga soliditas di lini belakang. Sementara Arema Cronus tak kalah dinamis dan membuat beberapa perubahan sejak mendatangkan pelatih Milomir Seslija. Kendati terlihat tak banyak perubahan, namun beberapa pemain anyar sudah mewarnai tim Arema. Melaju ke final Piala Bhayangkara sejauh ini adalah prestasi terbaik Milo.

Bicara aset tim, Arema dan Persib sekilas berada di level yang sama. Mereka memiliki pemain dengan pengalaman dan kemampuan individu bagus di tiap posisi. Di bawah ini gambaran kekuatan terbaik yang dimiliki kedua kubu.

Kurnia Meiga vs Made WirawanDua kiper terbaik dengan sepak terjang menarik di sepak bola Indonesia. Sama-sama pernah memperkuat tim nasional, juga pernah memberikan gelar juara liga untuk timnya. Kurnia Meiga sempat terganggu cedera pada 2015 dan memengaruhi performanya di bawah mistar. Tapi secara perlahan dia kembali dan di Piala Bhayangkara ini mendapatkan posisinya kembali setelah sebelumnya digantikan Kadek Wardana. Sedangkan Made Wardana lebih senior dan matang, tetap menjadi pilihan terbaik di kubu Persib. Menariknya, keduanya sama-sama hanya menelan satu gol sejak babak penyisihan silam.

Goran Gancev vs Vladimir Vujovic
Memulai karier di Arema Cronus dengan penampilan kurang meyakinkan, Goran Gancev mulai menunjukkan kemapanan di lini pertahanan. Di semifinal lawan Sriwijaya FC dia sangat solid mengomando lini belakang dan itu menjadi performa terbaiknya sejak didatangkan jelang Piala Gubernur Kaltim silam. Walau agak lamban, Goran kokoh dan tangguh dalam memotong bola dan bola udara. Sementara Vladimir Vujovic adalah salah satu bek asing terbaik di Indonesia. Memiliki kecepatan, power dan kemampuan membaca penyerang lawan dengan sangat baik. Melihat semua atribut, Vlado sedikit lebih baik dibandingkan Goran. Dia lebih cekatan dan responsif sebagai bek tengah.

Raphael Maitimo vs Kim Jeffrey
Kim Jeffrey Kurniawan menapaki karier menarik setelah diangkut ke Persib Bandung oleh Dejan Antonic. Pemain yang mengawali kiprah sebagai bek kiri, sekarang lebih permanen di lini tengah. Dia menjadi penyeimbang lapangan tengah Maung Bandung, dengan mobilitas sangat tinggi walau posturnya mungil. Kim dituntut untuk terlibat dalam skenario penyerangan maupun bertahan. Posisi hampir sama dengan Raphael Maitimo di Arema Cronus. Hanya saja Maitimo lebih cenderung bertahan walau tak jarang terlihat merangsek ke depan. Soal pengalaman dan skill individu, Maitimo masih lebih mapan dibanding Kim. Hanya saja Kim lebih unggul stamina dan mobilitas.

Esteban Vizcarra vs Samsul Arif
Dua pemain ini merupakan motor serangan yang paling menonjol di kedua kubu. Esteban Vizcarra menjadi pemain teragresif di Arema karena pergerakannya di sayap maupun ketika bergerak ke tengah. Kecepatan, kemampuan individu, serta umpan-umpannya sangat krusial untuk membuka kesempatan bagi Arema untuk mencetak gol. Sayang belakang Esteban cenderung menurun dan jarang menetak assist maupun gol. Berbeda dengan Samsul Arif yang tak hanya sebagai pemain sayap, namun sekaligus pendulang gol utama bagi Persib. Power, kecepatan dan daya juangnya masih sama seperti saat di Arema lalu. Dengan kekampuannya itu, Samsul bukan tak mungkin akan menjadi penentu laga ini.

Cristian Gonzales vs Juan Belencoso
Tidak ada yang berani meremehkan Cristian Gonzales walau sudah berusia 40. Mesin gol utama Singo Edan ini masih menjadi pemain paling depan dalam skema tim Milomir Seslija. Walau terlihat tak banyak bergerak, penempatan posisi dan naluri pemain bersapa El Loco ini patut menjadi perhatian ekstra pemain belakang Persib. Gonzales jelas lebih meyakinkan dibanding pemain anyar Persib asal Spanyol Juan Belencoso, yang masih harus bekerja keras beradaptasi dengan sepak bola Indonesia. Namun, debagai target man, tentu saja kiprah mereka sangat tergantung performa pemain-pemain lain yang memberi support di belakangnya.
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »